03 - Dasar Sistem Media Satelit dan VSAT
Satelit yang mengorbit pada ketinggian 36.000 km di atas bumi memiliki angular orbital velocity yang sama dengan orbital velocity bumi. Berikut gambaran dan penjelasan pemancaran dan penerimaan media satelit:
Dasar Pemancaran Satelit
Pertanyaan mendasar mengapa diperlukan pemancar satelit, maka berikut penjelasannya bahwa Semakin tinggi suatu antena pemancar ditempatkan, semakin besar daerah jangkau dari sinyal yang dipancarkan.
Dalam daerah frekuensi telekomunikasi sinyal tampak sebagai seperti cahaya tiruan. Agar program TV memungkinkan untuk diterima pada daerah jangkau dengan jarak yang besar, diperlukan sangat banyak stasiun repeater.
Untuk Indonesia harus dibangun dan difungsikan ratusan stasiun repeater seperti itu, berikut gambaran terkait kondisi penerimaan tanpa satelit.
Dengan satelit fungsi itu dapat diperbaiki menjadi lebih murah dan lebih terpercaya. Satelit dapat mengirim informasi pada daerah yang sangat besar dari permukaan bumi, karena dia ditempatkan pada tempat yang tinggi di atas permukaan bumi.
Satu satelit kira-kira dapat menjangkau 1/3 dari permukaan bumi dengan sinyalnya. Seperti yang diharapkanseperti gambaran berikut:
Satelit berputar dengan kecepatan sudut yang sama 𝑄 = 𝛼/𝑡, pada sumbu bumi seperti bumi itu sendiri seolah tampak diam ditempat. Pada kenyataanya satelit terbang melintasi angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Satelit-satelit itu ditempatkan tepat diatas ekuator geostasioner, mempunyai tiga alasan yaitu jika satelit diam berhadapan dengan bumi, dengan itu antena penerima harus diarahkan hanya sekali, ditempatkan diatas ekuator dimana hampir semua daerah berpenduduk dapat dicakup dengan sinyal satelit kecuali kedua kutub, jika satelit ditempatkan pada posisi ekuator yang benar, dibutuhkan daya pengendalian yang kecil untuk mengkoreksi posisi, berikut gambarannya:
Daya pengendalian harus dibawa dalam bahan pengendaliaan yaitu Treibsoff (bensin). Berat bahan pengendalian (bensin) harus seringan mungkin. Tentu saja juga memungkinkan adanya satelit diatas atau dibawah ekuator yang mana satelit tersebut dapat juga mengikuti perputaran bumi.
Untuk posisi harus dikoreksi terus menerus, disana titik berat dari bumi dan satelit ditarik diatas satu garis. Hanya saja tepat diatas ekuator tenaga gravitasi dan tenaga terbang tepat bertolak belakang, berikut gambarannya:
Orbit Satelit
Mengarahkan Antena Satelit Agar sinyal satelit dapat diterima harus ada hubungan optis antena – satelit, artinya tidak boleh ada penghalang seperti bangunan, gunung, pepohonan dan lain-lain, selain itu satelit tidak boleh terletak dibawah horison.
Horison membatasi cakupan maksimum bujur ±Δ L dari satelit yang diterima. Maksimal ±Δ L tergantung dari derajat lintang dan sudut elevasi minimal. Pada tempat yang benar-benar datar, sudut elevasi minimal = 0°. Sudut elevasi ε adalah sudut antara horisontal dan arah pancaran antena. Berikut gambarannya:
Untuk mengarahkan antena harus diketahui :
- Derajat lintang dari antena penerima
- Perbedaan derajat bujur antena penerima – satelit
- Harga koreksi magnetis-geografis kutub Utara (Δ AZ)
Atau dengan kata lain harus memperhatikan:
- Bujur, lintang dari antena penerima
- Derajat bujur dari satelit
- Harga koreksi magnetis-geografis kutub Utara (Δ AZ)
Berikut perhitungan orbit tampak:
- Dari tabel dapat dibaca pada derajat lintang 39° Untuk arah Timur (e = 25° ) » 45° Untuk arah Barat ((e = 40°) » 22°
- Kemungkinan daerah penerimaan mencakup dari 118° - 22 = 96° Timur sampai 118° + 45° = 163° Timur. Artinya satelit yang diposisikan dari 96o Timur sampai 163o , dapat diterima dari letak antena
Penempatan Antena Penerima Satelit
- Melalui sistem koordinat, untuk menemukan satelit dan untuk mengarahkan antena secara benar, diperlukan suatu sistem dimana posisi antena dibumi dan posisi satelit diorbit dapat dijabarkan. Untuk itu digunakan sudut memanjang dan sudut melebar (bujur dan lintang) yang membagi-bagi permukaan bumi
- Melalui bujur, dimana garis ekuator dibagi dalam derajat dari titik tengah bumi, dan ditarik garis lurus dari pembagian sudut tadi dari kutub utara dan kutub selatan. Garis yang menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dinamakan meridian. Garis nol atau Meridian nol secara historis ditetapkan dan dilewatkan melalui kota Greenwich di Inggris. Dengan itu bumi dibagi dalam separuh bagian Barat dan separuh bagian Timur. Kedua bagian terdiri dari 0° sampai 180°. Berikut gambarannya:
- Lintang, dimana meridian dibagi dalam derajat dari titik tengah bumi sampai pada kutub dan titik potong meridian dihubungkan satu sama lain, dimana bumi dipotong dalam keping-keping. Titik nol menggambarkan ekuator, dengan itu bumi dibagi dalam setengah bulatan sisi Utara dan setengah bulatan sisi Selatan. Kedua paruhan itu melingkupi 0° sampai 90°.
- Letak antenna, dimana dengan bujur dan lintang dimungkinkan menempatkan antena pada posisi yang tepat dari setiap titik dibumi. Dengan bujuran lintang, bumi seperti ditutup dengan jala. Untuk menempatkan suatu titik pada bumi pasti selalu diperlukan bujur dan lintang. Berikut gambaran dan contohnya:
0 Response to "03 - Dasar Sistem Media Satelit dan VSAT"
Post a Comment