07 - Pengalamatan Jaringan Komputer Dasar dan Telekomunikasi
Open Systems Interconnect (OSI) layer adalah standar komunikasi yang diterapkan di dalam jaringan komputer. Standar itulah yang menyebabkan seluruh alat komunikasi dapat saling berkomunikasi melalui jaringan.
Model referensi OSI menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lainnya.
Sementara TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam suatu jaringan.
Prinsip pembagian lapisan pada TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel dan dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis komputer dan antar muka jaringan karena sebagian besar isi kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu komputer atau peralatan jaringan tertentu.
Untuk lebih memahami terkait pengalamatan berikut gambaran perbandingan model OSI dan TCP/IP:
IP Address
IP address adalah metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederet angka pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya.
IP (Internet protocol) sendiri di desain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer pada jaringan paket switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi dengan alamat IP.
Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data.
Untuk mengatur keperluan besarnya jaringan dan jumlahnya jaringan, IP Address dibagi menjadi 5 kelas yaitu:
Kelas A
Dimana Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai nol.
Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Dimana alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10.
14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Dimana Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier.
8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Kelas D
Dimana disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast saja, sehingga berbeda dengan tiga kelas yang sudah dibahas sebelumnya.
Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Dimana disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan.
Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yaitu NetID dan HostID:
Network Identifier/ (NetID) atau network address (alamat jaringan) yang digunakan khusus menunjukkan identitas jaringan komputer tempat komputer dihubungkan,
Host Identifier atau Host address yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan.
Aturan dasar pengalokasian IP Address diantaranya adalah :
- Network ID tidak boleh sama dengan 127.0.0.0, karena network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback, alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh komputer yang menunjuk dirinya sendiri.
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit, diset seperti 0.0.0.0), karena akan diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak boleh menunjukkan suatu host.
- Host ID harus unik dalam suatu network. Artinya dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
- IP Private yang dapat digunakan dalam jaringan lokal, yaitu 10/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16, 224.0.0.0/4 (class D multicast) 240.0.0.0/5 (class E research) karena IP ini tidak dipergunakan (di publish) di internet.
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan, dan sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4 (karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol, sehingga nilai-nilai host yang dapat ditampung adalah 256 x 256 x 256 x 256 =4.294.967.296 host.
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang di desain sebagai pengganti dari IPv4. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan internet terus berkembang.
IPv6 telah dilengkapi dengan mekanisme penggunaan alamat secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara plug and play.
Penulisan alamat IPv6 adalah x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai heksadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16*8 = 128 bit.
Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR (Classless InterDomain Routing) yang digunakan pada IPv4.
0 Response to "07 - Pengalamatan Jaringan Komputer Dasar dan Telekomunikasi"
Post a Comment